Moskow, - Militer
Turki mengklaim telah memberikan peringatan sebelum menembak jatuh pesawat
tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah. Namun satu-satunya pilot Rusia yang
selamat dalam serangan itu membantah hal tersebut.
Menurut Konstantin Murakhtin, pilot pesawat Su-24M Fencer
yang selamat, jet-jet tempur F-16 Turki tidak mengeluarkan peringatan radio
ataupun visual sebelum menembak jatuh pesawat Rusia itu.
"Tak ada peringatan, baik lewat komunikasi radio maupun
secara visual. Tak ada kontak sama sekali," cetus sang pilot kepada para
wartawan Rusia di pangkalan militer Rusia di Suriah, seperti dilansir The Wall
Street Journal, Kamis (26/11/2015).
Hal tersebut disampaikan Murakhtin usai diselamatkan pasukan
khusus Rusia dan pasukan Suriah setelah melontarkan diri keluar dari
pesawatnya. Sedangkan seorang pilot Rusia lainnya dilaporkan tewas ditembak
pemberontak Suriah setelah mendarat dengan parasutnya.
Pernyataan pilot Rusia itu bertolak belakang dengan
pemerintah Turki yang mengklaim jet-jet tempurnya telah mengeluarkan peringatan
sebelum menembak pesawat Rusia.
Penembakan pesawat Rusia ini menjadi salah satu insiden
paling serius antara Turki, yang merupakan negara anggora NATO dengan Rusia
dalam setengah abad terakhir. NATO sendiri telah menyatakan dukungannya untuk
Turki, sembari menyerukan semua pihak tetap tenang.
Versi otoritas Rusia menyebut, pesawatnya diserang ketika
masih mengudara di dalam wilayah Suriah, atau sekitar 1 kilometer dari
perbatasan. Presiden Vladimir Putin bahkan mengingatkan soal konsekuensi serius
pada hubungan kedua negara usai insiden ini. Tidak hanya itu, Putin juga
menyebut Turki telah menikam Rusia dari belakang serta menyebut Turki sebagai
kaki tangan teroris.
No comments:
Post a Comment